Presiden baru Gambia mengambil sumpah, demokrasi dan pariwisata menang

Presiden Gambia Adama Barrow telah mengambil sumpah jabatan di negara tetangganya, Senegal, sementara penguasa lama negara tersebut, Yahya Jammeh, menolak untuk mundur, sehingga memperparah krisis politik.

Barrow, pemenang pemilu 1 Desember yang disengketakan, dilantik pada hari Kamis dalam sebuah upacara yang diatur secara tergesa-gesa di kedutaan Gambia di ibu kota Senegal, Dakar.

“Ini adalah hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh warga Gambia seumur hidup,” kata Barrow dalam pidatonya segera setelah dilantik.

Di Dakar, ruang kecil kedutaan menampung sekitar 40 orang, termasuk perdana menteri Senegal dan ketua komisi pemilihan Gambia.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah para pejabat dari ECOWAS, blok regional Afrika Barat, yang mengancam akan melakukan intervensi militer untuk memaksa Jammeh mundur dari jabatannya.

Dalam pidato pengukuhannya, Barrow menyerukan ECOWAS, Uni Afrika dan PBB untuk “mendukung pemerintah dan rakyat Gambia dalam menegakkan keinginan mereka”.

Awal pekan ini, Jammeh, yang berkuasa melalui kudeta tahun 1994, mengumumkan keadaan darurat nasional, sementara parlemen telah memperpanjang masa jabatannya selama 90 hari.